This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 17 Februari 2012

CATATAN SDD

I Kung I San, Kisah Si Tolol Memotong Gunung
Permasalahan paling mendasar dalam memajukan bangsa kita adalah masalah pendidikan. Sebab tanpa meningkatkan pendidikan, kita akan sulit meraih kesempatan yang sudah diciptakan oleh pemerintah.
Ada satu istilah “I Kung I San”, seorang tua berumur 72 tahun bernama I Kung (Si Tolol) bilang ke anak istrinya bahwa yang menghambat cita-cita untuk maju adalah gunung yang ada di depan itu. Gunung itu harus dipotong (I san), karena jika gunung itu tidak dipotong maka kita akan sulit bergerak ke mana-mana, transportasi akan mahal dan apa-apa ikut mahal, kita tidak dapat berkembang. Istrinya bilang, kamu sudah tua mau memotong gunung, kalau dipotong tanahnya akan dibuang kemana? I Kung bilang tanahnya akan dibuat ke laut sehingga daratan menjadi lebih luas, dan jika dipotong tidak selesai maka lama-lama akan selesai juga karena akan diteruskan anak cucu kita.
Inilah yang dinamakan semangat membangun Negara. Istilan I Kung I San sudah banyak dipakai oleh pejabat-pejabat China sebagai falsafah untuk menyemangati rakyat. Kalau gunung yang menghalangi bangsa kita adalah kebodohan, maka butuh waktu 10 hingga 100 tahun karena penduduk kita sangat banyak. Untuk itu kita perlu memberi semangat kepada anak-anak kita untuk membabat gunung kebodohan, sebab kebodohan yang menghambat rakyat kita maju.
Pendidikan yang paling penting adalah pendidikan akhlak dan moral yang dimulai dari rumah, yaitu dengan bersikap jujur, berbudi pekerti luhur dan mau bekerja keras. Kita dididik untuk bekerja dengan benar, pelajaran yang diperoleh melalui buku, kursus atau ikut seminar kemudian harus dipraktekkan. Jangan pinter membaca buku tetapi tidak pernah dipraktekkan. Pendidikan formal dan informal harus sama-sama jalan, pelajaran dari pesantren, gereja, klenteng itu adalah pelajaran yang baik, harus ditekuni agar menjadi pandai dan terampil, serta selalu pakai rasional dan tidak mudah percaya tahayul. Semua bisa dibuktikan baik hal-hal yang bersifat fisik atau non fisik, duniawi atau spiritual, sehingga kita tidak mudah dibodohi orang. Untuk itu harus terus melatih daya pikir kita, mempertajam penglihatan dan pendengaran.
Kalau Cikarang mau maju, pikiran kita harus dibuka. Semua unsur asing yang masuk ke Cikarang adalah kesempatan kita untuk belajar tanpa harus keluar negeri, mereka datang ke sini membawa teknologi sehingga jangan dimusuhi. Setiap pabrik memiliki organisasi, dan orgnisasi tersebut merupakan tempat untuk kita belajar (learning organization). Di dalam perusahaan, kita ibarat mahasiswa yang belajar tetapi dibayar. Kita harus punya sikap yang baik, tidak menuntut tetapi justru memberi, dengan begitu lama kelamaan ilmu kita makin tinggi dan disayang perusahaan serta teman-teman.
Di sisi lain kalau kita mudah diprovokasi, dibodohi untuk selalu menuntut tidak sesuai kontribusi kita, maka itu tidak wajar. Demo-demo itu sebenarnya merugikan pendidikan di Indonesia, demonstrasi tidak menolong karena menuntut dengan memaksa dan ini tidak demokratis. Cobalah kita berdialog, berdiskusi dengan baik, jangan mau diprovokasi oleh orang-orang yang ingin mencari keuntungan sendiri. Inilah manfaat pendidikan, sehingga makin hari masyarakat makin maju karena kita lebih menggunakan akal dan budi kita. Demikian catatan dari saya kali ini, terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More